Peternak Kambing Lebih Suka Pakan Fermentasi
Kambing dan hewan lainnya pada awalnya hidup bebas di alam. Dahulu orang beternak atau budidaya kambing dengan cara diangon (di lepas di alam bebas). Jadi cara ternak kambing orang dahulu tidak di kandang. Cara beternak kambing seperti ini memang memiliki beberapa keunggulan diantaranya kambing lebih sehat (asal jauh dari polusi), lebih kuat, daya tahan kambing terhadap penyakit lebih baik, bibit lebih unggul, tidak perlu angkut rumput terlalu banyak.
Namun, berkurangnya lahan yang menyediakan hijauan seperti rumput, beternak secara angon mengalami kendala. Sehingga para pelaku usaha peternakan kambing lebih memilih budidaya kambing di kandang. Keunggulannya, kesehatan dan pertumbuhan kambing lebih terkontrol, tidak menyita waktu karena kambing tidak perlu dijaga, terhindar dari polusi karena jaman sekarang sudah banyak polusi. Beternak kambing di kandang lebih gemuk sekarang.
Kambing yang bisa diternak bermacam-macam, anda bias ternak kambing etawa, kambing jawa, kambing gibas, kambing kacang, ternak domba, dll.
Pakan Fermentasi menjadi andalan para pelaku usaha peternakan kambing (peternak hewan lainnya juga, seperti ayam, sapi, domba, dan ayam). Hewan ruminansia seperti sapi, domba, kambing, kuda, gajah, dsb memakan rumput (bahan berserat kasar) sangat banyak. Serat ini nantinya berubah menjadi daging. Semakin banyak makan, berarti kambingnya semakin gemuk.
Bahan fermentator bisa menggunakan Ragi Tape Jerami, baca cara pengolahannya.
Hewan ruminansi seperti kambing mempunyai lambung bagian depan yang disebut "rumen". Di dalam rumen ini terdapat mikroba yang hidup tanpa oksigen (anaerob). Mikroba merupakan nurisi bergizi tinggi bagi kambing dan hewan ruminansia lainnya, juga membantu pencernaan kambing, baik kambing jawa, kambing gibas dan semua jenis kambing.
Serat kasar seperti dedaunan, rerumputan, jerami, dll merupakan bahan tak bernutrisi bagi manusia. Mikroba yang hidup dalam rumen memfermentasi pakan berupa hijauan tersebut dengan enzim yang bisa memecah komponen-komponen kasar menjadi nutrisi. Mikroba tersebut akan ikut tertelan ke dalam lambung abadi kambing (abomasum). Kondisi di abomasum sangat asam sehingga mikroba tersebut mati. Kemudian mikroba tersebut masuk ke usus halus dan dicerna oleh enzim usus halus menjadi protein dan vitamin. Begitu penjelasan P. Demry, dosen, Dosen Peternakan Univ. Tadulako, Infovet, tentang proses pencernaan kambing.
Fermentasi hijauan yang dilakukan sebelum diberikan pada kambing adalah untuk mempercepat terbentuknya daging, nafsu makan pun bertambah sebab fermentasi yang dilakukan oleh mikroba di lambung kambing berlangsung lama. Pakan fermentasi juga bisa mengurangi stress, juga menghindari kembung dan mencret yang biasa dialami saat kambing makan hijauan muda yang terlalu banyak kadar airnya. Selain itu, Pakan fermentasi lebih hemat biaya, waktu, dan tenaga. Sebab, serat apa saja bisa digunakan, asal disukai oleh kambing. Jadi, tidak perlu susah-susah mencari hijauan yang bagus.
Itulah sekilas tentang usaha budidaya kambing yang cukup menguntungkan bagi para pelaku usaha peternakan kambing di Indonesia.
Namun, berkurangnya lahan yang menyediakan hijauan seperti rumput, beternak secara angon mengalami kendala. Sehingga para pelaku usaha peternakan kambing lebih memilih budidaya kambing di kandang. Keunggulannya, kesehatan dan pertumbuhan kambing lebih terkontrol, tidak menyita waktu karena kambing tidak perlu dijaga, terhindar dari polusi karena jaman sekarang sudah banyak polusi. Beternak kambing di kandang lebih gemuk sekarang.
Kambing yang bisa diternak bermacam-macam, anda bias ternak kambing etawa, kambing jawa, kambing gibas, kambing kacang, ternak domba, dll.
Pakan Fermentasi menjadi andalan para pelaku usaha peternakan kambing (peternak hewan lainnya juga, seperti ayam, sapi, domba, dan ayam). Hewan ruminansia seperti sapi, domba, kambing, kuda, gajah, dsb memakan rumput (bahan berserat kasar) sangat banyak. Serat ini nantinya berubah menjadi daging. Semakin banyak makan, berarti kambingnya semakin gemuk.
Bahan fermentator bisa menggunakan Ragi Tape Jerami, baca cara pengolahannya.
Hewan ruminansi seperti kambing mempunyai lambung bagian depan yang disebut "rumen". Di dalam rumen ini terdapat mikroba yang hidup tanpa oksigen (anaerob). Mikroba merupakan nurisi bergizi tinggi bagi kambing dan hewan ruminansia lainnya, juga membantu pencernaan kambing, baik kambing jawa, kambing gibas dan semua jenis kambing.
Serat kasar seperti dedaunan, rerumputan, jerami, dll merupakan bahan tak bernutrisi bagi manusia. Mikroba yang hidup dalam rumen memfermentasi pakan berupa hijauan tersebut dengan enzim yang bisa memecah komponen-komponen kasar menjadi nutrisi. Mikroba tersebut akan ikut tertelan ke dalam lambung abadi kambing (abomasum). Kondisi di abomasum sangat asam sehingga mikroba tersebut mati. Kemudian mikroba tersebut masuk ke usus halus dan dicerna oleh enzim usus halus menjadi protein dan vitamin. Begitu penjelasan P. Demry, dosen, Dosen Peternakan Univ. Tadulako, Infovet, tentang proses pencernaan kambing.
Fermentasi hijauan yang dilakukan sebelum diberikan pada kambing adalah untuk mempercepat terbentuknya daging, nafsu makan pun bertambah sebab fermentasi yang dilakukan oleh mikroba di lambung kambing berlangsung lama. Pakan fermentasi juga bisa mengurangi stress, juga menghindari kembung dan mencret yang biasa dialami saat kambing makan hijauan muda yang terlalu banyak kadar airnya. Selain itu, Pakan fermentasi lebih hemat biaya, waktu, dan tenaga. Sebab, serat apa saja bisa digunakan, asal disukai oleh kambing. Jadi, tidak perlu susah-susah mencari hijauan yang bagus.
Itulah sekilas tentang usaha budidaya kambing yang cukup menguntungkan bagi para pelaku usaha peternakan kambing di Indonesia.
0 Response to "Peternak Kambing Lebih Suka Pakan Fermentasi"
Post a Comment